Setelah 10 Tahun, Pasar Cibatu Garut Diresmikan
Garut Toleran - Pasalnya, pembangunan Pasar Cibatu baru di Kampung Parakan Telu Desa Cibunar dengan bangunan permanen lebih luas, tertata, nyaman, dan representatif sudah rampung dan dapat mulai mereka tempati untuk berdagang.
Para pedagang sebelumnya terpaksa menempati penampungan sementara di sepanjang jalan depan lahan bekas Pasar Cibatu lama serta Terminal Cibatu di Desa Keresek Kecamatan Cibatu selama bertahun-tahun.
Rencana relokasi dan pembangunan Pasar Cibatu dari lokasi lama ke lokasi baru setelah kebakaran itu tak juga ada kepastian, hingga akhirnya PT Trie Mukty Pertama Putra mengambil alih pembangunan pasar tersebut sampai selesai.
Sebagian lahan pasar darurat sendiri merupakan milik Pemkab Garut dan sebagian lainnya merupakan aset PT Kereta Api Indonesia (KAI).
"Alhamdulillah saat ini bangunan pasar baru bisa segera ditempati para pedagang," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Garut yang juga Ketua Tim Kerjasama Daerah Kabupaten Garut, Iman Alirahman, Minggu (11/5/2015).
Menurut Iman, setelah relokasi pedagang, kawasan bekas pasar darurat akan ditata dan dibangun sebagai kawasan taman kota. Sehingga kawasan tersebut tidak boleh digunakan untuk tempat berjualan. Hal itu sesuai Rencana Umum Tata Ruang Kecamatan Cibatu.
Perwakilan PT Trie Mukty Pertama, Heru Sulaksana mengatakan, semula peresmian Pasar Cibatu akan dilakukan pada 27 April 2015. Namun karena sesuatu hal, akhirnya disepakati dilaksanakan pada 11 Mei 2015.
Menurut Heru, Pasar Cibatu di Kampung Parakan Telu dibangun dengan pola perjanjian Bangun Guna Serah atau Build Operate and Transfer (BOT).
Pembangunan pasar didanai penuh dan dikelola investor dalam jangka waktu tertentu. Dengan jumlah kios dan los sebanyak 627 unit, bangunan baru Pasar Cibatu tersebut diklaim mampu menampung seluruh warga pedagang Pasar Cibatu lama dan pedagang di sekitarnya. Pengelolaan pasar pun akan dilakukan dengan manajemen modern.
Dioperasikannya bangunan baru Pasar Cibatu pun disambut gembira para pedagang. Mereka bahkan membongkar kios darurat yang selama ini ditempati dengan sukarela. Seperti dikemukakan salah seorang pedagang kain, Enan (40).
"Usaha kami kan di pasar. Jelas kami ingin meningkatkan kehidupan ekonomi kami di pasar yang sehat, aman, dan nyaman. Tidak di tempat yang kumuh dan dapat mengganggu ketertiban umum, seperti di pasar darurat ini," ujarnya.
Senada dikemukakan pedagang buah-buahan, Yati (40). Dia menyebutkan, berdagang di tempat baru yang lebih baik merupakan dambaannya sejak dirinya kehilangan kios dalam peristiwa kebakaran.
sumber: inilahkoran
Tidak ada komentar