Auto News

some_text

Breaking News

Tiga Kecamatan di Garut Alami Kekeringan


Garut ToleranMusim kemarau tahun ini telah menyebabkan ratusan hektare lahan pertanian di Kabupaten Garut mengalami kekeringan dan gagal panen. Selain itu, iklim kering ini menyebabkan puncak Gunung Papandayan dan Guntur mengalami kebakaran.
Kepala Pelaksana Badan penanggulangan Bencana Daerah Garut, Dadi Zakaria, mengatakan baru menerima laporan terdapat tiga kecamatan yang mengalami dampak kekeringan dan krisis air bersih terparah, yakni Caringin, Bungbulang, dan Selaawi.

"Kami kemudian berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait untuk segera menanggulangi bencana kekeringan ini. Di beberapa lokasi harus sudah diantisipasi dengan penyediaan air untuk lahan pertanian atau warga," kata Dadi, Sabtu (1/8).

Dadi mengatakan belum bisa memperkirakan akhir dari musim kemarau ini karena belum mendapat surat rekomendasi dari BMKG. Sementara itu, warga diminta untuk selalu bersahabat dengan alam supaya tidak mengubah bencana kekeringan menjadi bencana kebakaran.

Hal tersebut, katanya, dapat berdampak seperti yang terjadi pada Gunung Guntur dan Papandayan, pekan lalu. Kebakaran ini menghanguskan 30 hektare lahan Gunung Guntur dan 2 hektare hutan Gunung Papandayan.

"Di gunung itu cuacanya memang sangat panas dan menyengat. Kalau dipicu api sekecil apapun, dapat langsung menyala dan merambat membakar lahan di sana," ucapnya.
Berdasarkan data terakhir yang diberikan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Garut, seluas 2.100 hektare lahan pertanian mengalami kekeringan, tersebar di 275 desa di 40 kecamatan.

Dari 2.100 hektare lahan sawah yang mengalami kekeringan, sebanyak 619 hektare mengalami kekeringan ringan, 873 hektare kekeringan sedang, 403 hektare kekeringan berat, dan yang mengalami puso atau gagal panen sekitar 205 hektare. Selain itu, lahan padi sawah seluas 1.912 hektare lainnya terancam kekeringan.

Meskipun kekeringan melanda sebagian besar wilayah Garut, yakni 40 dari total 42 kecamatan, akan tetapi dipastikan dampak musim kemarau ini tidak akan mengganggu produksi padi. Sebagai gambaran, luas panen padi sawah di Garut pada 2014 sekitar 130.744 hektare dengan roduksi padi mencapai 903.230 ton. Sementara yang mengalami kekeringan pada 2015 ini baru seluas 2.100 hektare.

Selain padi, ladang jagung pun mengalami kekeringan di Garut. Seluas 16 hektare mengalami kekeringan ringan, 21 hektare mengalami kekeringan sedang, dan 122 hektare mengalami kekeringan berat. Sementara itu, ladang jagung seluas 500 hektare terancam.
Sementara itu, terdapat ladang kedelai yang mengalami kekeringan, tersebar di 13 kecamatan atau sebanyak 65 desa. Total luas lahan kedelai yang mengalami kekeringan ini mencapai 607 hektare, terdiri atas 11 hektare mengalami kekeringan ringan, 166 hektare kekeringan sedang, 114 hektare kekeringan berat, dan 316 hektare puso atau gagal panen.



sumber: tribunjabar

Tidak ada komentar