Mengenal Sejarah Batu Akik dari Garut (2)

Garut Toleran - Kebesaran nama batu hijau Ohen dari Cisewu Garut, membuat batu ini jadi buruan sejak lama. Meski namanya sempat meredup karena sulit didapat. Ternyata potensi batu hijau di Garut masih cukup besar.


Iqbal Gojali, Radar Garut


Setelah dikenal oleh masyarakat luas lewat jasa anggota Mobrig (cikal bakal Satuan Brimob Polri) yang sempat bertugas di wilayah Cisewu dalam operasi penumpasan DI/TII. Batu hijau Garut dari tanah milik Ohen, terus menjadi buruan. Banyak pecinta batu yang sengaja datang ke lahan milik Ohen untuk membeli batu hijau Garut.


Abdul Kodir (60), salahsatu penggali batu Garut di Cisewu mengungkapkan, sejak banyak pemburu batu yang sengaja datang ke Cisewu, harga batu Ohen yang tadinya hanya Rp 2500 per kilogramnya, terus naik hingga berkali-kali lipat. Para pembelinya pun, membeli dalam jumlah yang cukup banyak.


Pertama kali batu hijau naik harga, menurut Kodir setelah ada orang Cianjur bernama Iwan yang datang dan berani membeli batu hijau dengan harga dua kali lipat yaitu Rp 5 ribu per kilogram. Saat itu, Iwan membeli batu hijau Garut hingga 250 kilogram.


Selanjutnya, setelah kedatangan Iwan, kabar keindahan dan keistimewaan batu Garut semakin tersebar hingga akhirnya datang pembeli yang berani membeli batu hijau Garut seharga Rp 50 ribu per kilogramnya. Pembeli bernama Yayat tersebut, menurut Kodir membeli lewat dirinya, tidak langsung ke Ohen sang pemilik lahan. Yayat, menurutnya membeli batu hijau seberat 20 kilogram dengan harga Rp 1 juta.


Sejak saat itu, harga batu hijau Garut yang memiliki nama ilmiah Chrysopase ini pun melambung tinggi. Bahkan, untuk batu hijau Garut yang masih dipenuhi lapisan kapur pun, masih bisa dihargai Rp 30 ribu per kilogramnya.


Karena nama batu hijau Garut makin terkenal, pada tahun 1989, seorang ahli batu bernama Sudjatmiko pun datang langsung ke lokasi penggalian batu hijau di lahan milik Ohen dan membeli beberapa sampel batu hijau Garut. Bukan hanya membeli batu, menurut Kodir, Sudjatmiko pun saat itu sempat memberi sosialisasi kepada para penambang tentang betapa berharganya batu hijau Garut yang termasuk batu setengah mulia.


"Tahun 1990, batu ini terus dicari karena kepopulerannya sampai ke seluruh Indonesia, setelah itu barulah batu jenis Chrysopase berwarna hijau ini dinamai batu Hejo Ohen, karena berasal dari lahan milik Pak Ohen," katanya.


Karena populer dan terus jadi buruan, banyak orang mengira batu jenis ini telah habis hingga akhirnya kepopulerannya menurun. Namun, sejak dua tahun ke belakang, Kodir mengaku kembali menemukan batu hijau Garut ini di lahan yang jaraknya sekitar 500 meter dari lahan milik Ohen saat Kodir dan para pemuda di kampungnya melakukan penggalian.


Namun, menurut Kodir, saat ini, di lahan baru tempatnya menambang pun, batu hijau Garut, sudah sulit ditemukan. Padahal, dari penuturan Sudjatmiko, ahli batu yang pernah datang ke Cisewu, batu hijau yang ditemukan warga, baru sekitar 10 persennnya saja dan sisanya masih terkubur di dalam tanah.


Meski sudah sulit dicari, Kodir mengaku bersyukur batu hijau Garut ini bisa semakin dikenal dan memiliki nilai ekonomi tinggi bagi para penambangnya. Kodir pun tak pernah melupakan jasa para anggota Mobrig yang telah membawa batu hijau Garut dan mengenalkannya kepada dunia luar setelah selesai tugas di Garut.


"Tanpa kehadiran para anggota Mobrig atau yang sekarang disebut Brimob, batu-batu berkualitas tinggi ini, hanya akan jadi pemantik api, padahal unsur-unsur yang terkandung didalamnya sangat langka dan sulit didapat,"katanya.


Yudi Nugraha, Ketua Koperasi Lasminingrat Gemstone, yang jadi wadah para penambang dan perajin batu akik Garut mengungkapkan, pihaknya memberi apresiasi yang setinggi-tingginya atas usaha para penambang selama ini. Karena, tanpa kehadiran penambang dan anggota Mobrig, batu Garut tidak akan sampai terkenal seperti saat ini. "Kini batu Garut sudah tersebar di seluruh dunia, dan menjadi ikon baru Kabupaten Garut," katanya.


Yudi berharap, batu Garut akan semakin memberi kesejahteraan bagi para penambangnya dan menjadikan lapangan kerja baru bagi warga masyarakat Garut, "Untuk lebih mengenalkan batu Garut, dalam PON yang akan datang di Riau, kami akan menyerahkan batu ini sebagai cinderamata bagi para atlet-atlet Nasional berprestasi," katanya.




sumber: radarpena