Harga Gas 3 Kg dan 12 Kg Naik, Warga Garut Bereaksi
Garut Toleran - Menyikapi kenaikan harga gas elpiji tabung 12 kilogram, sebagian warga Garut beralih menggunakan tabung gas bersubsidi 3 kilogram dan sebagian lainnya memilih bertahan menggunakan tabung 12 kilogram walaupun dengan harga lebih mahal.
Warga Desa Mekarsari, Kecamatan Cibalong, Kankan Rosita (50), mengatakan tetap menggunakan gas elpiji tabung 12 kilogram karena kesulitan mendapat elpiji tabung 3 kilogram.
"Asalkan barangnya tersedia, harga terbilang mahal pun tidak apa-apa, asalkan masih wajar. Di selatan Garut memang sulit mendapat tabung 3 kilogram. Walau lebih murah, kalau barang tidak ada, untuk apa," kata Kankan, Rabu (4/3).
Di Cibalong dan sekitarnya, kata Kankan, terjadi kelangkaan elpiji tabung 3 kilogram. Jikapun tersedia di warung, harganya bisa mencapai Rp 27 ribu. Sedangkan, elpiji tabung 12 kilogram mencapai Rp 140 ribu.
Lain halnya dengan Alis Wiwianti (40), warga Desa Jayawaras, Kecamatan Tarogongkidul. Alis memilih beralih menggunakan gas elpiji 3 kilogram karena harganya dinilai lebih murah daripada tabung 12 kilogram.
"Yang tabung 12 kilogram dibiarkan kosong saja di rumah. Sekarang pakai yang 3 kilogram saja kalau mau beli yang baru. Kalau naik lagi harganya, saya sangat keberatan. Apalagi harga beras sedang mahal," katanya.
Alis mengatakan kesulitan mendapat gas elpiji tabubg 3 kilogram. Kebanyakan warung di sekitar rumahnya telah kehabisan stok tabung gas 3 kilogram. Akibatnya, dia harus membeli ke kawasan Garutkota.
Ketua Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kabupaten Garut, Sobur Kuswandar, mengatakan sejak 1 Maret 2015, harga gas elpiji tabung 3 kilogram naik menjadi Rp 16.000 sedangkan tabung 12 kilogram naik dari Rp 129 ribu menjadi Rp 134 ribu.
"Sebenarnya tidak ada kelangkaan gas di Garut. Hanya saja, pengecer gas elpiji semakin banyak, sehingga distribusinya lebih tersebar. Kelangkaan hanya ada di warung-warung. Kalau di agen, pangkalan, dan SPBU, pasti ada," ujarnya.
Tidak ada komentar