PELUANG BISNIS MENGGIURKAN USAHA DODOL GARUT
Dodol identik dengan salah kota di Jawa
Barat, Garut. Di kota ini, minimal ada ratusan pengusaha dodol garut yang
memproduksi berton-ton dodol per hari. Persaingan yang kian ketat membuat
mereka harus bisa mengalihkan pasar yang selama ini masih berkutat di Jawa
Barat.
Inovasi rasa juga diperlukan agar konsumen tidak beralih. Garut identik dengan makanan khasnya yaitu dodol. Makanan yang dibuat dari tepung ketan dan santan ini berasa manis, semanis usaha yang dilakoni oleh Dendi Irawan. Ia adalah salah satu pewaris usaha dodol garut. Dendi Irawan membuat dan menjual dodol garut dengan merek Murni di Jalan Ciledug, Kota Garut. Dibantu 12 pegawai, Dendi Irawan membuat dan mengemas dodol garutnya sendiri. Tiap bulan, ia mampu memproduksi mampu memproduksi 5 ton dodol garut. Dodol garut Murni dijual dengan harga Rp 17.000 per kilogram (kg) untuk jenis zebra, dan Rp 18.000 per kg untuk jenis wijen. Harga dodol wijen lebih mahal sebab menyasar konsumen kelas menengah. "Lebih mahal dibandingkan dengan yang dijual di pasar dan terminal," kata dia. Dari bisnis dodol ini, Dendi Irawan mampu meraih omzet minimal Rp 20 juta per bulan. Selain dijual sendiri, dodol Murni juga dijual ke agen di Bandung, Solo, Banjar, dan Makassar. Menurut Dendi, agen di Makassar dan Solo biasanya mengambil dodol Murni setiap dua minggu sekali sebanyak 4 kuintal. Adapun agen dari dari Banjar mengambil dodolnya seminggu sekali dan dari Bandung setiap hari sebanyak 50 kg.
Lelaki 36 tahun ini juga setiap minggu
mengantar dodol buatannya ke Tarogong, salah satu kecamatan di Garut yang kerap
dilewati kendaraan Jakarta dan Bandung.Dendi belum puas dengan pemasaran
dodolnya. Ia ingin mengembangkan jaringan distribusi yang saat ini dinilainya
masih terbatas. "Saya ingin punya armada mobil buat distribusi,"
ujarnya berharap. Baginya, distribusi menjadi sesuatu yang penting karena
selama ini agen di Pulau Jawa mengambil sendiri barang ke pabrik. "Untuk
luar Jawa harus dipaketkan," katanya. Adanya armada distribusi sendiri
akan membuat daerah pemasarannya lebih luas. .Dendi menjelaskan, untuk membuat
dodol garut santan kelapa dipanaskan sampai keluar minyak yang disebut mata
ula. Setelah itu, adonan tepung ketan yang telah berpadu dengan air, dicampur
ke dalam santan tadi. Adonan harus terus diaduk hingga satu setengah jam. Bila
adonan sudah tak lengket di tangan, "Baru gula dimasukkan," ujarnya.
Setelah 2,5 jam diaduk, dodol didinginkan dalam loyang selama 18 jam dan
dipotong.
Pada awalnya, dodol garut menggunakan gula
aren namun sekarang sudah menggunakan gula pasir. Rasa gula aren lebih gurih
dan harum. Tapi, harga yang tak stabil membuat produsen dodol pindah ke gula
pasir. Dodol Murni bisa bertahan tiga-enam bulan dengan syarat ditaruh di
tempat kering namun tidak dingin. Jika disimpan di tempat lembab, dodol akan
lebih cepat keras dan berjamur. Saat ini, persaingan produsen dodol garut kian
ketat. Untuk bisa bersaing, Soson membuat varian baru dodol garut, seperti
dodol kentang dan rumput laut. “Masih tahap eksperimen," katanya sambil tertawa.
Tidak ada komentar